IQNA

Hikmah dan Filosofi Doa adalah Penghambaan

3:30 - February 24, 2011
Berita ID: 2085646
Hikmah dan filosofi doa yang terpenting adalah mengekspresikan penghambaan, kebergantungan, kemiskinan dan kelemahan hamba pada sumber Kekayaan Mutlak Tuhan.
Hujjatul Islam Muhammad Taqi Mudzaffari pimpinan hauzah ilmiah Wali Ashr, kota Saweh dalam wawancaranya dengan IQNA menyampaikan hal itu dan menambahkan, bahwa doa dalam segi bahasa memiliki makna memanggil. Menurutnya dalam doa terdapat langkah yang kebersamaan dengan keinginan, dan tersimpan bukti kebutuhan, kerendahan dan penghambaan. Sebenarnya doa adalah sambungan tetesan dengan laut untuk semuanya, inilah hikmah yang tertinggi yang ada didalam doa yang menyebabkan pendekatan kepada Allah, doa adalah kesempatan untuk bermunajat dan berbisik yang tampa perantara antara manusia dan Tuhan semesta alam yang pada hakikatnya doa memiliki keutamaan dan keistemewaan yang yang terbaik. Pimpinan hauzah Wali Ashr ini mengacu pada ayat 186 surat Al Baqoroh menambahkan: ayat ini adalah kuncinya ayat yang ada didalam Al Qur’an mengisyaratkan tentang doa. Allah SWT didalam ayat ini bersabda: ( Dan apabila hamba-hambaku bertanya kepadamu tentang Aku, (maka jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdo’a kepada Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhin(segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran . tidak seorang mukminpun yang menginginkan dari Tuhannya melainkan doanya dikabulkan, dikabulkannya doa baik didunia ataupun diakherat dan atau yang menyebabkan tertutupnya dan terhapusnya sampai waktu seorang mukmin belum tersentuh dosa baru . Beliau juga menjelaskan doa dari segi riwayat bahwa doa adalah kuncinya ibadah, beliau menegaskan: doa adalah otaknya ibadah atau dengan penafsiran umum adalah ruhnya ibadah, karena Allah SWT merindukan hamba –Nya dan karena kerinduannya maka Dia ingin melihat hamba Nya dengan munajatnya, rahasia dan kebutuhannya. Hujjatul Islam wal Muslimin Mudzaffar mengatakan tentang syarat-syarat doa: diantara syarat yang penting dalam terkabulnya doa adalah doa dalam pengertian hakikat kalimat dan dengan melaksanakan syaratnya, adapun syarat doa yang pertama adalah permohonan dengan hati yang tampa ..dan syarat lain dari terkabulnya doa adalah seseorang hendaknya berdoa dengan ma’rifat, yaitu mengetahui bahwa doa dan harapan ini adalah dari seseorang yang memiliki kekuatan atas sesuatu yang manusia harapkan, untuk dilaksanakannya menjauhi dosa, bertaubat, hati yang hadir, dan khusyu’. Beliau menegaskan tentang apa yang diminta oleh manusia dari Allah: didalam hadist Qudsi disebutkan bahwa Musa bersabda: “Wahai Musa apa saja yang kau inginkan dariku maka mintalah meskipun rumputnya kambingmu dan garamnya makananmu” mengapa walupun kebutuhan yang kecil harus diminta dari Allah sebagaimana keeebutuhan yang besar, juga didalam doa harus disertai dengan keinginan yang tinggi dan harapan yang besar, karena bagi Allah swt tidak ada sesuatu yang besar atau yang kecil, oleh karenanya kalian harus memohon dengan arti kalimat yang sebenarnya dan dengan syarat tersebut, maka Allah swt akan mengabulkan permohonan ini. Pimpinan hauzah ilmiah Wali Ashr Saweh menegaskan: doa-doa yang datang dari para imam adalah sebaik-baik doa, karena harapan-harapan yang telah terkumpul didalam doa ini, tidak terlintas di hati kita dan manusia akan meminta dari Allah swt dengan bahasa para imam-imam mereka, doa Abu Hamzah, doa iftitah dan doa Arofah adalah permohonan dan keinginan yang terbaik yang disampaikan untuk manusia. Beliau menjelaskan: doa yang tidak layak menurut Allah swt adalah doa kutukan atau doa kejelekan, manusia tidak boleh mengutuk orang-orang mukmin walupun untuk orang yang zalim dan melakukan dosa, tetapi hendaknya memohonkan hidayah dari Allah swt untuk mereka dan doa untuk kutukan tidak akan mendapatkan hasil. Hujjatul Islam Mudzaffari menegaskan: untuk di kabulkannya doa telah diisyaratkan dalam riwayat pada tempat dan waktu serta kondisi khusus, sebagaimana contohn yang disebutkan didalam riwayat tentang malam lailatul Qadr pada pertengahan akhir malam, setelah sholat-sholat wajib, antara adzan dan iqomah, setelah melewati malam, ketika adzan untuk sholat-sholat wajib, ketika turun hujan, dan ketika serbuan tentara di jalan Allah, maka doa-doa akan lebih cepat di kabulkan. Selanjutnya beliau menjelaskan : dalam keadaan qunut dan sujud adalah keadaan terbaik manusia untuk berdoa, karena ini adalah dua kondisi waktu yang paling dekat dengan rahmat Allah dan sebaik-baik tempat untuk berdoa adalah Baitullah dan Raudhoh An Nabi saw, pusara suci para Imam suci as, pusara para ulama’ dan orang-orang sholeh, kuburan orang-orang mukmin khususnya kuburan kedua orang tua, dan setelah itu majlis-majlis dan perayaan orang –orang sholeh dan pilihan. Pimpinanan hauzah ilmiah Wali Ashr af Saweh pada akhirnya menjelaskan: juga dari jenis doa seseorang dapat sampai ke ufuk pemikiran dan timbangan ma’rifat. 750346
captcha