IQNA

Surah-Surah Alquran/ 74

Empat Dalil Orang Menjadi Ahli Neraka dalam Surah Al-Muddassir

8:06 - May 05, 2023
Berita ID: 3478341
TEHERAN (IQNA) - Dunia ini adalah sarana dan lingkungan untuk mencapai dunia lain yang menunggu manusia. Dunia ini dibangun dengan tindakan dan perilaku manusia, dan berdasarkan ini, manusia dibagi menjadi dua kategori, orang baik dan orang jahat, dan kedudukan mereka juga berbeda.

Surah ketujuh puluh empat Alquran adalah Al-Muddassir. Surah dengan 56 ayat ini berada di juz 29. Al-Muddassir, yang merupakan surah Makkiyah, adalah surah keempat yang diturunkan kepada Nabi Islam.

Surah Al-Muddassir diturunkan kepada Nabi Muhammad saw pada awal kenabiannya. Kata "Al-Muddassir" berarti "pakaian yang melilit dirinya sendiri" dan mengacu pada Nabi Muhammad (saw). Dalam ayat-ayat pembukaan surah ini, Allah swt memerintahkan Nabi (saw) (yang merasa kedinginan karena syok spiritual di awal wahyu dan dibungkus dengan pakaiannya) untuk bangun dan memperingatkan orang-orang.

Bagian dari surah ini adalah tentang seseorang yang menyebut Nabi sebagai tukang sihir. Dalam surah ini, mengacu pada keagungan dan kedudukan Alquran, Allah telah mengancam orang-orang yang mengingkari Alquran dan menyebutnya sihir.

Menurut Allamah Thabathabai, surah Al-Muddassir mengandung tiga pembahasan utama: Pertama, memerintahkan Rasulullah (saw) untuk memperingatkan orang-orang, dan mengungkapkan perintah ini dengan nada yang tampaknya termasuk perintah periode awal-awal kenabian. Kedua, menunjuk pada keagungan dan kedudukan Alquran, dan ketiga, mengancam orang-orang yang mengingkari Alquran dan mengaitkannya dengan sihir, serta mencela orang-orang yang mengabaikan ajakan Allah. Juga, dalam surah ini, disebutkan ciri-ciri penghuni surga dan penghuni neraka serta orang yang sombong.

Salah satu yang menarik dari surah ini adalah percakapan antara penghuni surga dan penghuni neraka. Di mana penduduk surga bertanya kepada penghuni neraka tentang alasan masuknya mereka ke dalam api dan mereka menyebutkan empat alasan keberadaan mereka di neraka:

قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ؛ وَلَمْ نَكُ نُطْعِمُ الْمِسْكِينَ؛ وَكُنَّا نَخُوضُ مَعَ الْخَائِضِينَ؛ وَكُنَّا نُكَذِّبُ بِيَوْمِ الدِّينِ

Mereka menjawab: “Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan”. (QS. Al-Muddassir: 43-46)

captcha