IQNA

Tiga Tingkatan Puasa dalam Bulan Ramadan

21:16 - April 10, 2022
Berita ID: 3476684
TEHERAN (IQNA) - Kebanyakan orang tidak makan atau minum untuk puasa, tetapi tampaknya puasa bukan hanya untuk menjaga mulut tetap diam; jika orang yang berpuasa dalam arti kata yang sebenarnya dengan suci dan sebagai hasil dari puasa tiga puluh hari, dia terhindari dari dosa apa pun, tidak mungkin mencapai tujuan ini tanpa menjaga seluruh perilakunya.

Puasa dalam istilah umum adalah sebuah kewajiban syariat dimana seorang muslim menahan diri dari makan dan minum pada hari-hari tertentu dari terbit fajar hingga terbenam matahari. Orang ini disebut orang puasa dan perbuatan itu disebut puasa.

Tetapi di sebagian besar teks Islam, puasa diperkenalkan di luar dan sekedar tidak makan atau minum, dan ditekankan bahwa orang yang berpuasa membutuhkan lebih banyak perawatan diri.

Ayatollah Mojtahedi Tehrani (1923-2013), salah satu ustad akhlak dan filsafat terkemuka di Iran, percaya bahwa puasa memiliki tiga tingkatan. Yang pertama adalah puasa umum; Kedua, puasa khusus dan ketiga, puasa yang lebih khusus.

Tingkat pertama berkaitan dengan puasa di mana orang yang berpuasa berusaha untuk menahan diri dari makan dan minum. Ini adalah tingkat puasa yang harus dipatuhi oleh semua Muslim; artinya, mereka berusaha untuk tidak makan atau minum apa pun, tetapi mereka tidak merawat bagian lain dari anggota tubuh mereka.

Tingkat kedua adalah puasa khusus; pada tingkatan ini, orang yang berpuasa, selain menahan makan dan minum, juga berpuasa seluruh anggota tubuhnya. Matanya, telinganya, lidahnya, tangan dan kakinya, dan seluruh anggota tubuhnya menjauhi dosa. Dia mencoba menutup matanya dari dosa; Dia menutup telinganya untuk mendengar kata-kata dosa; Dia tidak mengucapkan kata-kata buruk dan tidak melakukan perbuatan dosa dengan tangan dan kakinya.

Tetapi tingkat ketiga adalah puasa lebih khusus (istimewa); puasa yang diasosiasikan dengan mengingat Allah dan orang yang berpuasa tidak melakukan apapun selain Allah di dalam hatinya. Orang yang berpuasa pada tingkat ini, dalam salatnya, air mata mengalir dari mata-mata mereka karena rindu dan takut akan Tuhan; salatnya adalah kecintaan dan dia tidak sabar untuk salat dan berkomunikasi dengan Tuhan. (HRY)

 

Kunci-kunci: ramadhan ، puasa ، Etika Puasa ، Salat
captcha